Saya Hasan Efendi mengucapkan Terima kasih sudah berkenan tengok-tengok blog sederhana ini, kritik dan saran kalian sangat membantu perkembangan blog sederhana ini. Contact : HP/WA >> 0896-3554-9224[Tree]

Bangkit dari Keterpurukan Emosi


Ini adalah sekelumit kisah tentang Joni Eareckson. Hidup kita tidak akan pernah sama sesudah membaca kisahnya. Sungguh inspiratif.


Kisah Joni yang ditulis dalam buku di balik awan adalah karya fenomenal seorang yang cacat. Buku ini telah menguatkan penulis saat menghadapi banyak tekanan atau stres kehidupan selam dua puluh ahun belakangan ini.


Joni adalah seorang yang berani menjalani kelamnya hidup, sambil melihat pelangi di balik awan hidupnya. Kisah Joni Mengajarkan kita bagaimana mendaur ulang emosi yang sedih menjadi gembira, frustrasi menjadi prestrasi, dan mengubah tragedi menjadi ‘komedi’.


Kelumpuhan Joni
Joni mengalami satu Sebuah kecelakaan ketika berenang di bulan Juli 1967. Kejadian ini menyebabkan Joni Eareckson menderita kerusakan tulang belakang yang membuat dia lumpuh dari leher ke bawah.


Selama bulan-bulan pertama penderitaannya di rumah sakit, dia mengalami depresi yang berat dalam usahanya mencoba memahami apa yang terjadi pada dirinya. Joni benar benar terpuruk secara emosi, dan kehilangan imannya kepada Tuhan. Meski teman temannya berdoa untuknya siang dan malam, tidak ada hasil yang berarti. Dalam kekecewaaannya kepada Tuhan, Ia sempat berusaha melakukan bunuh diri, namun usahanya gagal.


Namun, berkat pertolongan dari teman-temannya, imannya tumbuh lagi dan semangat hidupnya bangkit kembali. Selama dua tahun masa rehabilitasi ia menyadari bahwa apa pun yang terjadi, betapapun buruk situasinya, hidupnya tetaplah sebuah pilihan.


Ia dapat memilih hidup dengan penuh penyesalan dan kemarahan pada Tuhan, atau menjalaninya dengan penuh pengharapan bahwa “yang terbaik masih belum tiba” (the best is yet to come).
13197135131724564843 


BANGKIT DARI KETERPURUKAN EMOSI
*** Suatu hari dalam pergumulannya Joni bertanya sambil marah kepada Tuhan:


Mengapa Tuhan tidak menjawab doaku, mengapa Engkau diam?”
Tuhan menjawab Joni: “Aku sudah menjawab doamu Joni”
Lalu Joni bertanya: “Mana buktinya, aku masih lumpuh…aku masih di kursi roda!”


Tuhan menjawab:
Justru itulah jawabanku, Joni, Aku ingin kau tetap lumpuh dan di kursi roda itu. Aku mau engkau menjadi saksi dan berkat bagi kaummu yang cacat .”


Jawaban itu sangat menguatkan Joni, mengubah paradigmanya tentang arti doa. Dia berhenti minta sembuh. Dia berhenti minta sembuh. Sekali lagi, joni tidak lagi berdoa minta sembuh. Tapi meminta Tuhan memakai dia dalam kelumpuhannya.


Selanjutnya dalam bukunya yang lain dia berkata, “Tuhan menjawab doa kita tidak seperti apa yang kita minta tapi seperti yang Dia mau”


Semangat Joni bangkit kembali. Ia kemudian dengan sabar melewati masa rehabilitasi. Dalam masa rehabilitasi tersebut, ia belajar melukis dengan cara menggigit kuas di antara gigi-giginya.


Tentu ini Bukanlah situasi yang mudah, pasti awalnya membuat frustrasi siapa pun yang pernah mencobanya.
Namun, dia berhasil melakukannya. Dia mendapa undangan Presiden, bersaksi ke seluruh dunia. Bahkan lukisan-lukisannya banyak dicari dan dikoleksi orang. Joni juga menjadi penulis yang produktif, dia menulis lebih dari tiga puluh buku, beberapa di antaranya menjadi best-seller. Pokoknya kisah hidup si lumpuh nan cantik ini telah menyentuh serta mengubah hidup ribuan orang sampai hari Ini.


Buku “di balik awan” mengisahkan hidup joni sebelum dan sesudah cacat serta usahanya bangkit dari keterpurukan emosi. Bagaimana belajar melihat pelangi di balik awan hidupnya yang kelam. Joni bahagia meski hidupnya tetap di kursi roda.


Pada tahun 1979 ia mendirikan “Joni and Friends” yang melayani orang-orang cacat dan keluarga atau teman-temannya. Program radio “Joni and Friends” disiarkan oleh 850 pemancar radio dan mendapat penghargaan “Radio Program of the Year” dari National Religious Broadcasters. Pada tahun 1982 ia menikah dengan Ken Tada dan keduanya melayani bersama-sama hingga hari ini.


Joni menjadi pembicara ternama di banyak negara, oleh karena kisah iman dan keberaniannya menjalani hidup. Lewat kelumpuhannya Joni membangun semangat hidup jutaan manusia di pelbagai negara, lewat buku dan pelayanannya.


Saya jadi teringat doa seorang yang bijak dan pendiri seminari kenamaan, “Tuhan buatlah aku lumpuh, daripada tubuhku lengkap aku malah hidup dalam dosa”. 


Bagi rekan yang lumpuh dan cacat, hidup adalah berkat pertama dan terakhir yg membuat kita bisa tetap berguna. Hidup lebih penting dari segalanya. Semoga teman menguatkan dan meneguhkan hati agar tetap bisa berkarya dan berguna bagi sesama di tengah kemustahilan.


Bang JS
Hongkong, 29 Nov 2011
Sumber
Buku “Di Balik Awan” (Joni Earecson)
http://biokristi.sabda.org/joni_eareckson_tada_0

0 komentar:

Silahkan isi komentar..!

Anak Gaul Masa Kini Benar-benar “Gaul”

Publik di Bali hari ini dibuat terkejut dengan berita tewasnya dua siswa SMP yang mengendarai mobil menabrak Pohon hingga mobil Toyota 1st terbelah dua. Kejadian terjadi hari Jumat (28/10) pukul 01.00 dini hari sepulang dari Pesta Dugem temannya di Kuta.

Belum lama juga tersiar kabar heboh, adanya video panas dari seorang gadis SMP di Denpasar yang berhubungan suami istri dengan bule asal Australia di sebuah kamar hotel di Kuta.
Ada juga remaja bule asal Australia (14 thn) yang tertangkap membawa SS di sebuah salon dekat Legian, Kuta.

Rupanya remaja-remaja terbuai kenikmatan dunia mewabah bak virus yang menyebarkan epidemi “syahwat” terus menggelinding ke seluruh penjuru dunia. Di mana - mana, bukan pemandangan aneh, bila gadis SMP sudah berpacaran dan hamil di luar nikah, aborsi, bahkan sampai memderita HIV/AIDS!
Saya teringat masa remaja dulu. Di zaman Soeharto. Jangankan yang namanya SS, atau pacaran atau menyetir sendiri mobil mewah yang seharga 250 juta, bisa ke sekolah tidak terlambat saja sudah bersyukur.
Beda lagi dengan zaman perjuangan dan pergerakan, semua masih serba susah.

Saya teringat dulu betapa susah ibu saya mencarikan uang SPP buat saya dan adik-adik. Untuk itu, ibu bekerja menjadi tukang masak di sebuah Balai Latihan DIKLAT. Karena papa seorang PNS, gaji hanya cukup untuk makan, Bayar Listrik dan transport. Benar-benar susah!

Filosofi kesederhanaan !
Itulah yang hilang dari generasi sekarang. Minta apa saja, walau mobil 250 juta, no problem.
Sederhana , hanya menu utama yang boleh dibicarakan untuk keluarga miskin. Taruhlah sebuah contoh, seorang anak SMP setiap minggu diberi uang saku 500 ribu, yang nota bene, seharusnya itu uang sangat banyak bagi keluarga miskin. Pengeluaran untuk sekolah dan biaya belajar, pasti menyisakan uang lebih.
Disinilah peran lingkungan dan cara berpikir anak menentukan. Bila anak itu mendapat lingkungan teman senang dugem, merokok maka uang lima ratus ribu perak sangat kurang. Berbeda dengan cara berpikir anak yang mandiri dan paham susahnya mencari uang, bisa berbeda memakainya.

Saya pernah bertemu dengan remaja gaul, asyik, cerdas dan berpotensi berminat pada ilmu pengetahuan. Anak ini senang meneliti biota laut, air tawar dan ekosistem di dalamnya. Ada juga remaja-remaja gaul yang gemar menulis dan menjadi kompasianer, bahkan bisa menjalin persahabatan dengan seorang Ketua DPR. Ada anak tetangga yang suka mengotak-atik mesin dan modifikasi body mobil, sehingga hobinya menjadi pekerjaan dan masih muda bisa cari uang sendiri dengan hobinya itu!

Wawasan dan cara berpikir remaja memang harus diarahkan.
Minimal, jangan dijor atau diberikan semua fasilitas kemewahan dunia kepadanya.
Kemandirian, menggali hobi dan potensi, membuat sebuah karya yang berguna atau belajar tetap konsisten pada sebuah keputusan. Menjadi lebih berguna baik buat diri, atau orang lain.

Gaul ya gaul, tapi bukan gaul sembarangan, bukan gaul menjerumuskan juga gaul bebas semau gue. Gaul menambah pengetahuan, membuka wawasan, atau yang menambah isi kantong dengan cara halal.

Gaul? Siap takut!

Salam Gaul
Denpasar, 29 Oktober 2011
Agung Soni
Source : http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/29/anak-gaul-masa-kini-benar-benar-gaul/

0 komentar:

Silahkan isi komentar..!